Selasa, 27 September 2016



Corak  Primitif
Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana tingkat kehidupan manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus merupakan ciri utama, sehingga manusianya disebut orang primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan yang mereka hasilkan yakni mengenai hasil karya seni.

 Keunikan seni primitif

Keunikan atau cirri-ciri dari seni premitif yaitu goresannya spontannitas, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah, coklat, hitam, dan putih.

terdapat contoh-contoh karya seni primitif yakni:



1.                 Patung asmat dari papua

 Hasil gambar untuk patung asmat

Pengertian Patung Asmat
Suku Asmat di Papua telah dikenal dunia dengan keterampilan mengukirnya sejak tahun 1700an. Kesenian mengukir di Asmat merupakan bentuk kepercayaan terhadap arwah nenek moyang. Menurut tradisi, nenek moyang suku Asmat disimbolkan dalam bentuk patung serta ukiran.
Budaya mengukir di Asmat lahir dari upacara keagamaan. Di sebagian daerah, upacara adatnya mengharuskan adanya pemotongan kepala manusia dan kanibalisme untuk menenangkan arwah nenek moyang.Supaya tidak harus melakukan hal itu tapi tetap menghormati arwah nenek moyang, mereka membuat patung-patung yang menyerupai arwah nenek moyang tersebut. Menurut kepercayaan nenek moyang menampakkan dirinya dalam mimpi. Penampakan dalam mimpi inilah yang dituangkan menjadi tradisi mengukir dan memahat patung kayu yang kita kenal sebagai patung Asmat .
Pada mulanya, patung-patung Asmat ini dibuat secara kasar dan setelah digunakan dalam upacara agama tertentu lalu ditinggalkan di dalam rawa. Ini sebagai wujud para arwah yang tinggal untuk menjaga hutan sagu dan pohon palem yang merupakan sumber makanan utama masyarakat Asmat di Papua.
Sejak era kolonial Belanda, patung Asmat tadinya dinilai sebagai benda primitif dan wujud kepercayaan terhadap arwah-arwah jahat. Tapi pada akhirnya menjadi terkenal dan disimpan di sejumlah museum di dunia.Nilai patung Asmat menjadi setingkat dengan barang-barang hasil seni Eropa dan hasil kebudayaan yang tinggi dari daerah Sungai Nil, Eupharathes, Gangga, dan Indus.
Bahan dan Teknik Pembuat Patung Asmat
Bahan yang digunakan untuk membuat patung suku Asmat selalu mengambil kayu dari pohon bakau yang usianya sudah tua. untuk membuat ukiran yang polanya kecil-kecil dan rumit hanya memakai paku yang dipukul-pukul hingga bentuknya menjadi pipih. Peralatan yang biasanya digunakan para pemahat Suku Asat terdiri dari kapak batu, gigi binatang dan kulit kerang. Sedangkan untik menghaluskan patahan, mereka menggunakan taring babi, gigi-gigi ikan tertentu dan tiram
Fungsi Patung Asmat
Ukiran apda patung asmat mempunyai empat makna dan fungsi, masing-masing:
1. Melambangkan kehadiran roh nenek moyang
2. Untuk menyatakan rasa sedih dan bahagia
3. Sebagai suatu lambang kepercayaan dengan motif manusia, hewan, tetumbuhan dan benda-benda lain
4. Sebagai lambang keindahan dan gambaran ingatan kepada nenek moyang
Makna dan Ciri Khas Patung Asmat
Makna dan ciri yang terdapat pada patung asmat menggambarkan kehidupan alam lain di dunia. Salah satu ciri utamanya adalah selalu berbentuk manusia yang diberi hiasan dengan desain yang diulang-ulang. Karakteristik ukiran suku asmat adalah polanya yang unik dan bersifat naturalis.
Motif Hiasan Patung Asmat
Seni ukir Asmat termasuk aliran naturalis karena yang menjadi model ukiran adalahmahluk hidup seperti burung, ikan, katak, pohon, biawak atau manusia yang diwujudkan dalam ukiran patung kayu mereka.
2.                 Patung toraja dari sulawesi
Hasil gambar untuk pahatan toraja. 
                                                           
Warisan budaya ukiran Toraja termasuk seni pahat memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan ukiran-ukiran sejenis yang ada di Indonesia. Pada umumnya, ukiran atau pahatan dibuat menurut aturan adat dari kepercayaan kuno yang disebut Aluk Todolo". Karakter yang paling menonjol karena ukiran Toraja hanya mengenal empat warna yakni merah, kuning, hitam dan putih.

Dalam riwayatnya, Ukiran dan seni pahat di Toraja pada awalnya dibuat sebagai kelengkapan pembuatan rumah adat Toraja yang disebut Tongkonan. Hampir semua material pahatan berbahan kayu yang khusus.
Model kerajinan pahatan patung Toraja kini mengalami perkembangan model dan desain. Dahulunya, patung-patung pahatan dibuat untuk keperluan ritual utamanya untuk pelengkap upacara pemakaman. Namun kini, model pahatan sudah merambah model yang lebih kepada bentuk kehidupan sehari-hari seperti binatang, kehidupan sosial dan abstrak yang mistik.

Hasil kerajinan pahatan Toraja banyak ditemui hampir di semua kawasan objek wisata. Karena seni pahat ini merupakan warisan turun remurun, maka semua hasil pahatannya tampak menakjubkan dengan berbagai motif, ukuran dan bentuk.  Harga jualnya pun terjangkau.

Warisan budaya ukiran Toraja termasuk seni pahat memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan ukiran-ukiran sejenis yang ada di Indonesia. Pada umumnya, ukiran atau pahatan dibuat menurut aturan adat dari kepercayaan kuno yang disebut Aluk Todolo". Karakter yang paling menonjol karena ukiran Toraja hanya mengenal empat warna yakni merah, kuning, hitam dan putih.

demikian blog ini semoga bermanfaat                        terima kasig